Rabu, 04 Maret 2015

Membangun Karakter

 
 Disiplin diri merupakan hal penting dalam setiap upaya membangun dan membentuk karakter seseorang,sebuah organisasi,dan sebuah masyarakat bangsa. Sebab dalam hubungannya dengan seseorang-- karakter mengandung pengertian
(1) kualitas positif yang dimiliki seseorang,sehingga membuatnya menarik dan atraktif;
(2) reputasi seseorang dan;
(3) seseorang yang unusual atau memiliki kepribadian yang eksentrik.

Dalam kamus Poerwadarminta,karakter diartikan sebagai tabiat;watak;sifat-sifat kejiwaan,akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang daripada yang lain. Dengan pengertian diatas dapat dikatakan bahwa membangun karakter (Character Building) adalah proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa,sehingga "berbentuk"unik,menarik,dan berbeda atau dapat dibedakan dengan orang lain.Ibarat sebuah huruf dalam alpabet yang tak pernah sama antara yang satu dengan yang lain,demikianlah orang-orang. yang berkarakter dapat dibedakan satu dengan yang lainnya (termasuk dengan yang tidak/belum berkarakter atau "berkarakter"tercela). Kalimat itu boleh jadi merangkum sejarah hidupnya yang sangat inspirasional.Lewat perjuangan panjang dan ketekunan yang sulit dicari tandingannya,ia kemudian menajdi salah seorang pahlawan besar dalam sejarah Amerika yang mendapatkan berbagai penghargaan di tingkat nasional dan internasional atas prestasi dan pengabdiannya (liat hompage www.hki.org). Hellen Keller adalah model manusai berkarakter (terpuji. Dan sejarah hidupnya mendemonstrasikan bagaimana proses membangun karakter itu memerlukan disiplin tingkat karena tidak pernah muda dan seketika atau instant. Diperlukan refleksi mendalam untuk membuat rentetan moral choice(keputusan moral) dan ditindaklanjuti dengan aksi nyata sehingga menjadi praksis,refleksi,dan praktik. Diperlukan sejumlah waktu untuk membuat semua itu menjadi custom(kebiasaan) dan membentuk watak atau tabiat seseorang. Demikianlah makna penting sebuah karakter dan proses pembentukkannya yang tidak pernah mudah melahirkan manusia-manusia yang tidak bisa dibeli. Kearah yang demikian itulah pendidikan dan pembelajaran --termasuk pengajaran di institusi formal dan pelatihan di institusi non-formal-- seharusnya bermuara,yakni membangun manusia-manusia berkarakter(terpuji), manusia-manusia yang memperjuangkan agar dirinya dan orang-orang yang dapat dipengaruhinya agar menjadi lebih manusiawi,menjadi manusia yang utuh atau memliki integeritas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar